Rabu, 13 November 2013

Bagaimana Cara Menjinakkan Limbah Sianida Tambang Emas Secara Ekonomis

Dalam proses di tambang emas cairan kimia sianida dan merkuri umumnya menjadi bahan utama dalam proses pemurnian emas. Otomatis pasca pemurnian, residu proses pemurnian ini akan menjadi limbah sianida yang sering kali begitu saja mereka buang terutama pada kasus pertambangan liar.

Limbah Sianida yang terbuang begitu saja tanpa proses akan masuk dan meresap kedalam tanah dan air di wilayah sekitar. Sianida mengandung toksik atau racun yang sangat berbahaya. Pada batas ringan saja dapat menyebabkan penyakit kulit, terlebih pada paparan yang banyak, memiliki resiko kematian. Secangkir kecil sianida  menjadi cara Hittler untuk bunuh diri.

Sebenarnya cara paling efektif buat mengamankan limbah sianida ini adalah mengurangi kadar toksik didalamnya atau dalam bahasa kimia dikenal istilah Degradasi. Tentu Anda pernah menemukan istilah reaksi kimia pada masa SMA dulu. Sianida akan menjalani proses reaksi kimia dengan bahan kimia lain dan kemudian akan membentuk senyawa kimia baru yang lebih aman bagi lingkungan

Yang jadi masalah seringnya proses degradasi ini memakan biaya yang besar sehingga memberatkan para penambang liar yang tentu memiliki keterbatasan modal. Karena mahalnya biaya banyak penambang liar memilih untuk mengabaikan proses ini. Selain itu biasanya para pengelola tambang emas liar ini kurang memahami bahaya dari racun limbah sianida, yang bahkan juga dapat membahayakan diri mereka sendiri.

Seringnya di tambang emas besar proses degradasi limbah sianida ini menggunakan peralatan dan bahan bahan yang mahal dan kadang cukup rumit Tambang emas besar membutuhkan sistem seperti ini karena memang kuantitas limbah sianida dari pertambangan besar juga lebih banyak dan otomatis tidak bisa mereka tangani dengan cara sederhana.

Namun hal ini tentu terkecuali bagi penambang liar yang umumnya berproduksi secara kecil kecilan sehingga limbah sianida mereka juga lebih sedikit. Maka operasi degradasi sianida bisa menerapkan cara yang lebih ekonomis.

Secara garis besar degradasi limbah sianida  pada tambang emas bisa dengan memakai 4 cara ekonomis ini :
  • Proses reaksi kimia dengan senyawa kimia  Natrium Hipoklorit atau kaporit
    Gabungkan kedua bahan kimia ini dalam sebuah wadah dan diamkan beberapa saat, akan menghasilkan senyawa kimia baru nitrogen, karbonat dan klorida yang lebih aman

  • Proses Filtrasi dengan zeolit atau chitosan    
    Zeolit adalah batuan dengan kemampuan menyerap racun. Jika Anda pernah melihat sistem penyaringan air pada aquarium dengan batuan sungai maka inilah pemanfaatan zeolit. Cara yang sama cukup efektif Anda pakai pada penyaringan sianida, batuan terbaik untuk fungsi ini adalah batuan gamping. Sedang Chitosan adalah limbah cangkang hewan laut yang ternyata merupakan bahan penyaring efektif atas racun. Anda dapat menjadikannya arang terlebih dulu, karena formula arang adalah bentuk lain dari karbon yang juga bersifat menghisap racun.

  • Proses penyerapan oleh mikroba
    Cara ini cukup sederhana, siapkan wadah dan tempatkan limbah sianida anda bersama lumpur sungai dan limbah biota, biarkan beberapa bulan dan anda akan mendapatkan cairan limbah anda akan menurun konsentrasinya karena mikroba dari limbah biota tadi telah menyerap sianida pada wadah. Namun cara ini memakan waktu yang lebih lama
  • Proses didih limbah sianida
    Ada beberapa kondisi ringan pendidihan cairan limbah sianida akan menurunkan kandungan toksik hingga 50%. Namun hal ini tetap beresiko karena sebenarnya toksik sianida sedang menjadi uap air yang artinya menyatu dengan udara sekitar. Sehingga pastikan proses pendidihan Limbah Sianida anda lakukan pada kawasan bebas penduduk supaya udara beracun ini tidak terhirup masyarakat.
Dengan cara-cara sederhana dan ekonomis ini, para pelaku tambang emas liar dapat melakukan pemrosesan lanjut atas limbah sianida mereka demi menjaga lingkungan hidup di masa akan datang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar